Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2014

Tak Sampai di Wina. Bagian 1

JULI. 2011 Keluar dari Hotel, Wina menenteng coklat Sachertorte untuk ia bawa ke Karnter Strasse , pusat perbelanjaan yang terbentang dari alun-alun Stephenplatz . Ia duduk di salah satu bangku dan mengunyah coklat itu hingga lumer. Matahari sudah memaksanya untuk keluar daripada berdiam diri dalam kamar. Ia tak hiraukan tatapan orang-orang berambut pirang. Sebentar lagi pukul empat sore, ia ingin sekali menonton paduan suara di gedung opera Wien, gedung yang membuatnya ingin bersembunyi di salah satu tiang besar sambil menunggu teman kencannya datang. Ia suka sekali melihat gedung itu sambil mengkhayalkan seseorang. Mulutnya terus saja mengunyah pelan dan tak menyadari ada orang yang tengah memperhatikannya dari belakang “Musim panas yang indah, Win?” orang itu mengejutkannya “Billi!! Kau membuatku kaget. Ah, ini bulan juli. Musim karnaval, bukan? Coklat ini enak!” Wina menyodorkan coklat itu, tapi Billi menolak. Ia bisa   gemuk jika makan yang enak terus-terusan. “Aku ing

Tentang Hari yang Kuning di Pikiran Maurin

Pada pagi yang dingin, ia menyaksikan matahari muncul seperti warna bika yang pucat. Saat itulah ia yakin bahwa kau akan datang. Meminta maaf dan memberikan harapan dari sisa-sisa nyanyian dan lilin yang kau tiup bersama teman-temanmu tadi malam. Ia juga memastikan bahwa selepas perayaan ulang tahunmu, kiamat tidak akan terjadi. Setidaknya hingga beberapa mimpi menjadi nyata dan doanya terpenuhi. Ia kucek matanya berkali-kali da menelepon petugas apartmen menanyakan sarapan yang belum juga tersedia. Padahal perutnya sudah kosong dan berbunyi Ia lega. Kau tahu kenapa? Karena petugas apartmen itu menjawab dan menjanjikan sarapan akan datang dalam tiga menit kemudian. Ia mengomel mengatakan apartmen ini tidak lagi melayani dan hanya mengeruk keuntungan semata. Sebentar kemudian ia melihat keluar jendela. Matahari yang kuning, udara yang dingin (Lalu bagaimana jika matahari benar-benar kehilangan panasnya?) ia ketuk pintu jendela berulang-ulang, menyebut namamu dan merasakan suasan