Oleh Cikie Wahab Kira-kira pukul dua malam, Yui terbangun. Dingin menyusup di antara punggung dan dadanya yang tersingkap. Selimut dengan motif kotak-kotak yang berada di kakinya jatuh ke bawah dan bunyi serangga memenuhi ruangan hening dari bilah papan berukuran besar Yui menarik kembali selimut kotak-kotak itu dan baru sadar suaminya tidak ada di sebelah. Ia duduk dengan gelisah, memikirkan kemana suaminya hingga pukul dua dini hari tidak juga pulang. Sudah tiga hari ini suaminya melakukan hal serupa, namun Yui enggan menanyakannya. Yui berdiri dan melihat lemari pakaian yang ada di depan tempat tidur mereka. Lemari itu berwarna coklat tua, setinggi tubuhnya. Di bagian pintu lemari ada coretan nama Yui di sana. Yui melihat tidak ada yang berubah dengan isi lemari. Ada tiga pasang baju yang tertata tak karuan, syal yang pudar dan selendang yang bergantungan. Bagian bawah lemari berisi kertas-kertas coretan, Koran-koran dan foto pernikahan mereka tiga tahun lalu di taman kota. T...
Penulis, Tukang gambar, Mama Kiran