KELAK, SAAT KAU
MENGINGATKU SAJA
:AY
Kelak, ketika tak ada sapa menyapa
Aku menjadi roboh menjaga kata.
Kelak, ketika jarak tak lagi tampak
Aku adalah ruang yang lengang, ruang yang tak berpenghalang.
Tak kau dengar nyanyian bahkan lengkingan
Menumpahkan beban yang terajut bersama angan.
Tubuhku
ini serupa usia dibalut hurufhuruf lama
Tak
menjelma kata
Tak
juga seperti kalimat
Mengakar
dalam resah.
Kelak, ketika kau tak bisa baca
Kau ingati aku saja.
POTRET RUMAH
Aku mengirimimu potret rumah yang tampak rekah sebelah
sisinya
Kau juka suka menatap lama dan mencongkel sedikit kenangan
tentang dia.
Maka kita saling pandang saja
Bercerita kalau halaman kita tergerus rumput
Tergenang airmata dan lupa kita seka.
Akupun jadi gelisah ketika kau tak lagi merindui rumah
Tak juga tanahtanah kita, pun pernah buat aku, kau dan dia
terlena
“Sebenarnya
aku hanya menunggu waktu, yang nanti
Kupersembahkan
untukmu.”
Kalimat itu mengucur deras dari tintamu, merantau sejauh
hatiku yang galau.
Berkalikali menunggu batang pena itu patah
Menjadi rebah dan pasrah.
Bahwa nyata tak mampu kita ubah.
Aku mengirimimu potret rumah yang
dia singgahi dulu,
Seperti
rupa yang purapura tak mau kau sentuh.
Comments
Post a Comment