Jarak
yang Dibentang Kecemasan
Tahukah kau jarak yang tak sempat kusibak di kala
gemetar
Atau kata yang mengulum dalam dekap
Kita sepasang kekasih yang hilang.
Berjatuhan harap ke dasar jurang
Berebut malam juga siang
Kita kecup dengus yang telanjang
Rahasia jalan
Genangan yang dilalui air mawar
Merindukannya sebesar-besarnya ikatan
Di antara jarak yang membentang itu kutemui
kecemasan.
Kulalui duri tajam. Kusingkap hingga lapang.
Kau jarak
Yang tak lengkap
Aku waktu yang memilih jalan panjang.
Di Balik Hujan
Diam kita pada
kenangan/ di balik hujan biru/ orang-orang merekam bunyi/ tapak sepatu/
tap..tap..tap../ kita lupa pada hujan yang datang tiba-tiba/ lalu buruburu
mengejar gemuruh/ ku tanyakan di mana payungmu/ kau tunjuk kepalaku/ kita
gemetar/ derasnya mengalir di kedua mataku//
Kekasih
Purnama jatuh di
matamu
Sudah benderang
Hatiku karam
Cahayanya pecah
Menggulung cerita
Tapi bulan masih
merah
Kau
menjajakannya
Aku mundur
selangkah
Kekasih.
Perempuan berambut gelombang
: CBH
Adalah hatimu
yang berdoa bertahun silam
Menunggu orang
besar mengulurkan tangan terentang
Seharusnya
alasan sebagai perempuan berambut gelombang
Tak usah kau
risaukan. Pun detik ini kau sampaikan tujuan
Lihat, ia
datang. Duduk berjabat tangan
Airmata kau lipat dalam sebuah kenangan
Perempuan
berambut gelombang
Dadamu berdetak
di raba tangan telanjang
Aih, dia nak
hendak melamar.
Kau gelisah menghitung angka yang mundur perlahan.
# terbit di RiauPos. 27 January 2013
Comments
Post a Comment