@Jawa Pos. 14 september 2014 Kaktus di Kepalaku Cikie Wahab Kami menuruni bebatuan setelah melihat matahari terbenam dan lampu-lampu mulai dihidupkan penduduk distrik Sembilan. Aku mendengar suara ibuku dari kejauhan. Ia memanggil kami, aku dan anjing kecil bernama Tomodi. Yang sejak sore mendaki bukit batu. Bermain-main sehabis pulang dari pelajaran yang membosankan. Tomodi mengibaskan ekornya sambil menggonggong. Kami berkejaran. Ia mendahuluiku dan berhenti di depan pintu. Ibu berdiri di sana, menenteng keranjang berbentuk kubus tempat ia biasa menaruh pesanan bunga. Sebelum aku duduk di samping Tomodi, ibu menyodorkan keranjang itu ke mukaku. “Selo. Kau antarkan ini ke rumah Maryam. Ia sudah menunggu ini sejak kemarin.” Aku diam. Mengintip isi keranjang, “Kaktus!” seruku. Ibu tak menjawab. Ia menaruh keranjang ke tanganku lalu ia bergegas masuk mengangkat telepon yang terus berdering. Dua buah kaktus berwarna hijau menyembul dari dua pot kecil. Aku men...
Penulis, Tukang gambar, Mama Kiran