Seorang tukang tenun muncul di simpang jalan yang menghubungkan dua bangunan besar. Di pundaknya ada gendongan berisi lembaran kain dan benang. Matanya memerah dan ada perban di dahinya yang hitam. Tukang tenun itu bernama Abu Haf. Ia tiba di Pekanbaru setelah berjam-jam menyelundup di tumpukan kain yang dibawa lewat kapal di pelabuhan Duku. Sinar matahari yang garang menyuntik kakinya yang tidak bersepatu. Sandalnya tipis dan jempolnya kapalan. Beberapa kali ia menahan langkahnya agar sandal itu tidak putus. Ia merasa tersesat dan tidak tahu harus mencari alamat yang tertera dalam kertas lusuhnya. Seorang kenalan lama yang pernah ia temui saat di kepulauan yang barangkali bisa membantu dirinya. Dengan wajah penuh keletihan, ia mencari tempat berteduh dengan bersandar di dinding bangunan besar. Keringatnya pelan-pelan melintas di pelipisnya hingga ia sadar ada seorang anak lelaki yang memperhatikan ia sejak tadi. Abu Haf menoleh. “Bapak membawa apa?” Tanya anak lelaki i...
Penulis, Tukang gambar, Mama Kiran