Skip to main content

Penerimaan Siswa Baru “Sekolah Menulis Paragraf” Angkatan 4 Tahun 2014 (khusus Pekanbaru)

 Sekolah Menulis Paragraf menerima siswa baru Angkatan 4 Tahun 2014


Untuk mempercepat proses lahirnya para penulis baru di Riau, dengan semangat, intensitas, dan produktivitas yang tinggi, maka dirasa sangat penting adanya sebuah ruang ”belajar dan berlatih” menulis non formal yang secara berkala dan intensif menggali potensi-potensi calon penulis muda. Maka Komunitas Paragraf dengan segenap kemampuan yang ada, segera mengambil peran ini dengan membuka sebuah ”ruang kecil” bernama ”Sekolah Menulis”.
Sekolah Menulis bukan sekolah formal, meski tetap menggunakan sejumlah sistematika kurikulum yang terarah untuk memperjelas fokus orientasi dan capaiannya.
Waktu belajar rutin dilaksanakan setiap hari Minggu pukul 14.00 s/d 17.00 WIB. Jika dirasa perlu, dapat diadakan tambahan pertemuan pada hari lain sesuai kesepakatan bersama. Rentang waktu menyelesaikan sekolah selama 12 bulan. Siswa yang telah menyelesaikan Sekolah dapat bergabung dalam berbagai program kepenulisan di Komunitas Paragraf sebagai anggota tetap.
Peserta akan langsung dilatih dan dibimbing oleh para sastrawan/penulis yang tergabung dalam Komunitas Paragraf (Budy Utamy, Hary B. Kori’un, Marhalim Zaini, dan Oly Rinson).
Untuk tempat, selain di kelas/ruang yang tersedia, tempat sekolah bisa saja diselenggarakan di rumah-rumah para pengajar (sistem jemput bola), atau di sebuah tempat yang kondusif untuk menunjang proses pembelajarannya.
•Sebagai bukti telah menyelesaikan sekolah, peserta diwajibkan untuk menciptakan sebuah karya sastra, sesuai dengan pilihan genrenya masing-masing. Karya itu akan (diusahakan) diterbitkan dalam bentuk buku, setelah melalui sejumlah seleksi ‘kelayakan’ dan diberikan sertifikasi (sebagai tanda kelulusan).
Sebagai kegiatan penunjang, Komunitas Paragraf akan melibatkan peserta dalam program ”Diskusi Sastra Bulanan” dan penerbitan ”Majalah Sastra” serta berbagai program lain.

Syarat-syarat Pendaftaran :

(1)Usia minimal 18 tahun.
(2)Mengirimkan karya sastra/tulis karangan sendiri (jika puisi minimal 5, jika cerpen minimal 3) ke   paragrafpku@yahoo.com Lampirkan pas foto berwarna, kartu identitas (KTP/SIM/KTM) dan Curiculum Vitae (biodata singkat).
(3)Mengisi formulir pendaftaran yang disediakan di  https://db.tt/IJwOEzGf
•Pendaftaran dimulai tanggal 7-30 APRIL 2014
•Pengumuman hasil tes administrasi akan dilakukan via SMS dan telepon
•Mengikuti Tes Wawancara.
•Setelah dinyatakan lolos seleksi administrasi dan wawancara, bersedia menandatangani sejumlah kesepakatan.
•Penerimaan siswa terbatas.
•Seluruh pendaftaran dan persyaratan dilakukan via online 

Comments

Popular posts from this blog

Kamisan #12 HIRUK ~Pindah~

Mulai pekan ini, perempuan cantik itu pindah ke kontrakan lain di kawasan Kemuning. Ia baru saja menaruh kardus berisi pakaian, kipas angin kecil dan buku-buku tulisan. Perempuan itu terbatuk-batuk saat seseorang mengetuk pintu rumahnya. “Mas Roji. Aku pikir siapa.” Perempuan itu membuka pintu. Lelaki itu masuk dan mengamati seisi rumah kontrakan. “Kau yakin mau tinggal di sini? Apa sebaiknya kau tidak cari kontrakan lain?” “Kenapa mas? Aku merasa tempat ini baik-baik saja.” “Tapi daerah ini sepi.” “Aku lebih suka sepi. Di kontrakan lama terlalu hiruk suasananya, Mas. Aku tidak suka.” “Apa ini untuk menghindariku juga?” lelaki itu duduk di atas tikar kecil. Memandangi wajah perempuan yang kerap hadir dalam ingatannya. “Mas Roji. Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku juga tidak mau Nadia marah. Semuanya akan gaduh dan aku menjadi penyebab ketidaknyamanan di kantor kita.” “Jadi kau merasa sebagai penyebab keributan? Hentikan pikiran konyolmu. Nadia juga sudah dewasa,

Kamisan #1 Session 3: ~Memeluk Hujan yang Buruk ~

Ketika ia melihat ke jendela, lamunannya berhenti tapi tetap saja ia tidak mendengar ketukan pintu berkali-kali karena suara hujan yang deras. Tapi saat teleponnya berdering, ia sadar dan bergegas menuju pintu. Membukanya dan menemukan Paul dengan ekspresi sedikit kesal. “Kenapa lama sekali? Aku kedinginan.” Paul masuk dan mengibas jaketnya. Ia menaruh benda itu di gantungan baju. Perempuan itu tidak menjawab dan hanya memandangi hujan yang jatuh lewat pintu. “Kau kenapa? Sakit?” Tanya laki-laki itu lagi. Perempuan itu menggeleng. Hujan selalu memberikan pengharapan padanya. Ia mencoba mengingat kembali hujan yang paling buruk yang pernah ia alami. Lelaki itu duduk setelah mengganti baju dan menaruh kopi panas ke atas meja. Perempuan itu masih melamun dan duduk melihat  jendela, tempias air hujan menimbulkan bayang-bayang di kaca. “Sudah sore begini. Kau mau makan apa?” Tanya Paul. Perempuan itu menggeleng. Lalu berkata lagi Paul, “Katakan sesuatu. Kenapa kau diam saja?”

KAMISAN #4 ~HALUSINASI~ "Rasa Bersalah yang Datang Setelah Ia Jatuh Cinta"

Ketika perempuan itu kebingungan dan duduk di sebuah bangku panjang, ia menjadi sebuah kesunyian dan tidak menemukan kehidupan lain di sekitarnya. Ia berusaha membunyikan napasnya kuat-kuat agar ada yang mendengar dan bertanya padanya, di mana lelaki itu? Di mana orang yang menyatakan cinta padamu? Sekali lagi, perempuan itu memandang ke jalan. Yang tampak baginya adalah orang-orang bergerak seperti angin yang lambat. Dan ia justru mengeluarkan tangisan secara perlahan. Mereka datang dan pergi, mereka utuh membawa dirinya kembali. Perempuan itu hanyut dalam perasaannya yang suci. Namun ia membuka mata dan menemukan seseorang memeluknya. Ia menoleh dan meminta persetujuan atas apa yang terjadi bukanlah hal yang ia inginkan. Bangku panjang itu jadi terasa sangat kecil dan dingin. Dan dengan caranya yang terlihat ganjil perempuan itu berusaha tersenyum. Bagaimana ia bisa mengatakan tentang kelicikan cinta yang datang dan membuat ia berpura-pura menikmatinya. “Malika. Ada a