Skip to main content

Kamisan #13 IKAN KOI~ Hadiah Keberuntungan



Anak itu menurunkan tangannya sehingga menyentuh dasar aquarium. Tetapi ia tidak menemukan ikan kesayangannya di sela-sela rerumputan air. Ia angkat tangannya dan dengan mata memerah ia melihat ibunya masuk meletakkan bungkusan.
“Ikanmu tidak akan kembali, Yud. Dia sudah mati dan papamu yang membuangnya.”
“Tapi kenapa tidak bilang padaku dulu, Bu? Aku ingin melihat ikan itu.”
“Sudahlah, Yud. Kau bukan anak TK lagi. Lihat keluar sana, di kolam ada ikan baru yang dibeli papamu.”
Dengan berat hati. Anak lelaki itu melangkah, menyusuri lantai menuju ruang belakang. Di sudut halaman, sebuah kolam batu bercat hitam. Kolam yang baru sebulan lalu di isi air tanpa ada ikan di dalamnya. Entah kenapa papa anak itu enggan mengisinya, barangkali sebab anak itu terlalu sibuk dengan ikan di aquarium. Anak itu duduk berjongkok di depan kolam.
“Papa jahat! Padahal aku lebih suka ikan itu dari apapun.” Ucapnya setengah berbisik dan memeluk lututnya kemudian menelungkupkan kepala di antara kedua lutut itu. Saat ia diam ia mendengar kecipak air dari dalam kolam. Ia langsung melihat ke arah kolam dan berseru.
“Ikan! Ah ikan apa itu?” anak itu berdiri dan melihat dengan cara mengelilingi kolam kecil itu. Ikan berwarna cerah itu meliuk-liukkan badannya. Mata anak lelaki itu tampak berbinar melihat tiga ekor ikan berenang. Ia berteriak-teriak memanggil ibunya.
“Bagaimana? Kau suka? Itu namanya ikan Koi, nak. Papamu perhatian padamu. Belakangan ini kau sibuk dengan pelajaran di sekolah. Papa memberimu ikan ini sebagai hadiah. Ikan keberuntungan!”
“Keberuntungan?” anak itu mengulang perkataan ibunya. Ia tersenyum.
“Tapi bisakah ikan itu kumasukkan ke dalam aquarium, Bu? Jika ikan itu ikan keberuntungan, ia akan menemani aku belajar di kamar.”
“Yudi.” Ibunya menahan ketawa. “Keberuntungan ada dalam dirimu sendiri. Jika kau bersungguh-sungguh kau pasti bisa meraihnya.”
“Bukannya tadi ibu bilang ikan ini ikan keberuntungan.”
“Itu menurut sebagian orang, sayang. Begini saja. Jika semester ini nilaimu naik. Ikan Koi bisa kau masukkan ke dalam aquarium.”
Anak lelaki itu mengangguk. Kedua kakinya sudah berada di dalam kolam dan ia mencoba menangkap ikan itu dengan tangannya. Ikan itu berenang kesana kemari sehingga membuat anak itu terjatuh hingga celananya basah.
“Pergi mandi. Ikan koi tidak suka diganggu. Setelah itu makanlah. Ibu sudah goreng ikan kesukaanmu.”
Anak itu terdiam. “Ikan?”
“Ya. Ikan kesayanganmu itu.”
“Ibu?!”
“Tidak, nak. Ibu masak ikan salai goreng.” Ibunya tertawa dan masuk kembali ke dalam rumah.
Sekali lagi anak lelaki itu memandangi ikan-ikan koi sebelum masuk ke dalam rumah. Ia tidak sabar untuk mengucapkan terima kasih pada papanya. ***


Comments

Popular posts from this blog

Kamisan #1 Session 3: ~Memeluk Hujan yang Buruk ~

Ketika ia melihat ke jendela, lamunannya berhenti tapi tetap saja ia tidak mendengar ketukan pintu berkali-kali karena suara hujan yang deras. Tapi saat teleponnya berdering, ia sadar dan bergegas menuju pintu. Membukanya dan menemukan Paul dengan ekspresi sedikit kesal. “Kenapa lama sekali? Aku kedinginan.” Paul masuk dan mengibas jaketnya. Ia menaruh benda itu di gantungan baju. Perempuan itu tidak menjawab dan hanya memandangi hujan yang jatuh lewat pintu. “Kau kenapa? Sakit?” Tanya laki-laki itu lagi. Perempuan itu menggeleng. Hujan selalu memberikan pengharapan padanya. Ia mencoba mengingat kembali hujan yang paling buruk yang pernah ia alami. Lelaki itu duduk setelah mengganti baju dan menaruh kopi panas ke atas meja. Perempuan itu masih melamun dan duduk melihat  jendela, tempias air hujan menimbulkan bayang-bayang di kaca. “Sudah sore begini. Kau mau makan apa?” Tanya Paul. Perempuan itu menggeleng. Lalu berkata lagi Paul, “Katakan sesuatu. Kenapa kau diam saj...

11 BARANG PROMOSI YANG TEPAT MEMBANGUN BRAND

            “Gue lagi merintis usaha makanan kering,” “Oh ya? Bagus donk.” “Tapi gue butuh bantuan lo buat promosi. Gue bingung.” “Bikin strategi dulu aja.” “Gimana caranya?” Nah gimana? Gue  langsung ingat sesuatu.  Demi seorang sahabat yang lagi memulai usaha dan membangun Brand alias Merek, yakni simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya yang dipakai sebagai identitas suatu perorangan, gue mikir promosi yang tepat dan efektif itu seperti apa buat sahabat gue ini. Setiap manusia yang tengah merintis usaha dan membangun brand produknya pasti akan berhadapan dengan yang namanya pasar. Pasar dalam arti konsumen ini tentunya memiliki perbedaan baik dari jenis kelamin, umur, status sosial, hingga perbedaan tingkat kebutuhan masing-masing. Buat sahabat gue atau juga kalian yang telah menciptakan suatu produk entah itu makanan atau benda lainnya dan ingin mendulan...