Aku menemukan sehelai kartu pos terselip di bawah pintu ketika senja tiba dan aku pulang dengan tergesa-gesa. Aku melihat sekeliling dan tak mendapati seseorang yang bisa kutanyai. Kontrakan terasa sunyi dan aku bisa mendengar dengus napasku sendiri. Kuamati kartu itu setelah lampu kuhidupkan dan melihat jelas apa yang tertulis di sana. Seorang Penyair, Malika Menikamku dengan kata-kata Meninggalkan jejak luka Pencinta senja Aku berkerut kening. Alamat yang dituju jelas untukku. Tapi apakah maksudnya dan bagaimana ia -kalau aku ingin menyebutnya satu orang saja- menyebut diriku sebagai penyair yang melukainya. Seketika aku terperanjat. Teleponku berdering. “Malika! Kau sudah di rumah?” Suara Nadia, sahabat dan rekan kerjaku di RUNSHOP membuatku lega mendengarnya. “Kau rupanya. Kupikir siapa. Kenapa kau merahasiakan nomor panggilan?” “Itu tidak penting. Aku hanya ingin bilang kalau ada kartu pos untuk...
Penulis, Tukang gambar, Mama Kiran