Skip to main content

KAMISAN #7 Game of Love ~Pelajaran Bermain~


Seorang perempuan mulai bercerita kepada saya tentang daftar orang-orang yang terjebak dalam permainan cintanya. Yang setidaknya masih melekat dalam ingatannya saat ini.

1.   Ia mengenal lelaki yang bernama Ardi lewat seorang kawan. Pada umur dua puluh tahun dan ia merasa sudah sangat dewasa ketika itu. Hubungannya kandas dalam beberapa minggu. Pekerjaan benar-benar menyita waktunya hingga lelaki itu mencari pelarian

2.   Perempuan itu patah hati lalu bertemu lelaki pemilik warnet. Mereka cukup akrab dan ia berharap pada lelaki itu. Tetapi sebab katanya lelaki itu punya reputasi sebagai keluarga berada, perempuan itu pergi dan tak pernah menginjakkan kaki di warnet lagi.

3.   Beberapa waktu kemudian perkenalan dengan Kevin, lelaki berwajah oriental dan beda keyakinan sempat membuat mereka pergi ke taman pada hari libur. Ciuman tragis dan kebencian pada sosok lelaki membuat perempuan itu akhirnya memutuskan mengganti seluruh nomor telepon. Ia bersyukur tak pernah menunjukkan alamat rumahnya pada Kevin.

4.   Ia menelepon seorang pelanggan tampan. Ia membuat pria itu suka hanya melalui telepon genggamnya. Tetapi ia bosan dan tidak menemui alasan untuk bisa diterima oleh lelaki itu. Ia menutup cerita dengan adik dari seorang pegawai bandara.

5.   Kejadian naas hampir terjadi jika saja ia tidak punya keberanian mendobrak pintu dan berkilah pada lelaki bangsat yang hampir saja merenggut segalanya. Merenggut dirinya. Ia putuskan untuk tidak mengenal lelaki sementara waktu.

6.   Ia menemukan orang baik. Pekerja toko, awalnya perempuan itu menganggap lelaki bernama Yaya itu sebagai teman. Tetapi lelaki itu tekun memberikan perhatian dan kebaikan. Mereka jadian. Mereka serius. Mereka saling mengenal kedua keluarga. Mereka membuka usaha bersama. Mereka bertengkar dan perempuan merasa dikekang. Berkali-kali lelaki itu membuatnya seperti dalam kurungan lalu lelaki itu datang dan meminta maaf. Hubungan empat tahun kandas dan perempuan itu sadar saat lelaki itu terbang ke ibukota.

7.   Perempuan itu benci pada dirinya sendiri. Lalu mencoba membuat lukanya pergi. Ia mencoba bersosialisasi dengan teman pecinta buku dan ia bertemu banyak orang yang membuatnya lupa akan luka.

8.   Perempuan itu mengenal seorang penyair. Saling mengirimi puisi singkat, mengirimi lagu “Mari bernyanyi pagi-pagi” melalui pesan bersama. Seseorang lainnya ternyata mengalami hal yang sama maka perempuan itu menutup cerita dan menganggap kata-kata manis sang penyair hanya gombalan belaka. Ah janji bertemu di Riau menjadi semacam mimpi. Perempuan itu ternyata salah dan ia harus pergi. Lelaki itu mungkin menyelipkan perasaannya pada lembaran hati yang tak mungkin dijalani.

9.   Dihubungi seorang lelaki bernama AL. lelaki yang bersuara merdu dan menyanyikan ia lagu romantis. Lelaki itu tinggal jauh di luar kota. Tetapi ia terus mencoba meyakinkan perempuan itu tanpa bertemu. Perempuan itu bosan. Sebab cinta katanya adalah pertemuan. Ia putuskan kebenciannya hubungan jarak jauh seperti itu.

10.     Perempuan itu mulai sedikit linglung dan mencoba bersikap manis pada siapa saja. Ia mengenal lelaki lainnya pula dalam pesan bersama. Lelaki buku yang aneh. Perempuan itu tidak mengatakan namanya sebab enggan karena pasti banyak yang akan mengenal namanya. Mereka pernah berkirim pesan mesra. Lalu keduanya larut tetapi perempuan itu sadar dan bersikap biasa saja setelahnya. Ia tahu ada perasaan sia-sia yang pernah ia rasakan. Lelaki itu pasti menganggapnya sebuah permainan yang menantang.

11.     Perempuan itu ditegur seorang teman di akun sosial.  Lelaki yang perawakannya berandalan tetapi menjadikan mushalla sebagai perbaikan. Maka perempuan itu memanggilnya lelaki mushalla. Mereka bertemu beberapa kali. Awalnya perempuan itu mulai jatuh hati tetapi ia langsung berbalik arah ketika tahu lelaki itu bukan orang yang membuatnya bahagia.

12.     Lelaki muda memintanya menjadi pacar. Hubungan beda enam tahun itu membuat perempuan itu seperti menemani seorang adik kecil. Lelaki yang baik. Mereka putus setelah satu minggu jadian meskipun kini mereka tetap berkomunikasi sebagai teman.

Perempuan itu diam. Barangkali ia lelah bercerita. Saya pun tak hendak menganggu kenangan itu, yang hampir  keseluruhan adalah kenangan yang berakhir pilu. Tema kamisan ini membuat saya memintanya bercerita.  Jika ada kesamaan nama dan tempat, semua hanyalah dari apa yang saya dengar. Sekarang biarkan perempuan itu tenang dan beristirahat, biarkan ia menyudahi tulisan ini. Ia barangkali tengah menanti seseorang yang tidak lagi bermain-main dalam cinta.***

Comments

Popular posts from this blog

Kamisan #12 HIRUK ~Pindah~

Mulai pekan ini, perempuan cantik itu pindah ke kontrakan lain di kawasan Kemuning. Ia baru saja menaruh kardus berisi pakaian, kipas angin kecil dan buku-buku tulisan. Perempuan itu terbatuk-batuk saat seseorang mengetuk pintu rumahnya. “Mas Roji. Aku pikir siapa.” Perempuan itu membuka pintu. Lelaki itu masuk dan mengamati seisi rumah kontrakan. “Kau yakin mau tinggal di sini? Apa sebaiknya kau tidak cari kontrakan lain?” “Kenapa mas? Aku merasa tempat ini baik-baik saja.” “Tapi daerah ini sepi.” “Aku lebih suka sepi. Di kontrakan lama terlalu hiruk suasananya, Mas. Aku tidak suka.” “Apa ini untuk menghindariku juga?” lelaki itu duduk di atas tikar kecil. Memandangi wajah perempuan yang kerap hadir dalam ingatannya. “Mas Roji. Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku juga tidak mau Nadia marah. Semuanya akan gaduh dan aku menjadi penyebab ketidaknyamanan di kantor kita.” “Jadi kau merasa sebagai penyebab keributan? Hentikan pikiran konyolmu. Nadia juga sudah dewasa,

Kamisan #1 Session 3: ~Memeluk Hujan yang Buruk ~

Ketika ia melihat ke jendela, lamunannya berhenti tapi tetap saja ia tidak mendengar ketukan pintu berkali-kali karena suara hujan yang deras. Tapi saat teleponnya berdering, ia sadar dan bergegas menuju pintu. Membukanya dan menemukan Paul dengan ekspresi sedikit kesal. “Kenapa lama sekali? Aku kedinginan.” Paul masuk dan mengibas jaketnya. Ia menaruh benda itu di gantungan baju. Perempuan itu tidak menjawab dan hanya memandangi hujan yang jatuh lewat pintu. “Kau kenapa? Sakit?” Tanya laki-laki itu lagi. Perempuan itu menggeleng. Hujan selalu memberikan pengharapan padanya. Ia mencoba mengingat kembali hujan yang paling buruk yang pernah ia alami. Lelaki itu duduk setelah mengganti baju dan menaruh kopi panas ke atas meja. Perempuan itu masih melamun dan duduk melihat  jendela, tempias air hujan menimbulkan bayang-bayang di kaca. “Sudah sore begini. Kau mau makan apa?” Tanya Paul. Perempuan itu menggeleng. Lalu berkata lagi Paul, “Katakan sesuatu. Kenapa kau diam saja?”

KAMISAN #4 ~HALUSINASI~ "Rasa Bersalah yang Datang Setelah Ia Jatuh Cinta"

Ketika perempuan itu kebingungan dan duduk di sebuah bangku panjang, ia menjadi sebuah kesunyian dan tidak menemukan kehidupan lain di sekitarnya. Ia berusaha membunyikan napasnya kuat-kuat agar ada yang mendengar dan bertanya padanya, di mana lelaki itu? Di mana orang yang menyatakan cinta padamu? Sekali lagi, perempuan itu memandang ke jalan. Yang tampak baginya adalah orang-orang bergerak seperti angin yang lambat. Dan ia justru mengeluarkan tangisan secara perlahan. Mereka datang dan pergi, mereka utuh membawa dirinya kembali. Perempuan itu hanyut dalam perasaannya yang suci. Namun ia membuka mata dan menemukan seseorang memeluknya. Ia menoleh dan meminta persetujuan atas apa yang terjadi bukanlah hal yang ia inginkan. Bangku panjang itu jadi terasa sangat kecil dan dingin. Dan dengan caranya yang terlihat ganjil perempuan itu berusaha tersenyum. Bagaimana ia bisa mengatakan tentang kelicikan cinta yang datang dan membuat ia berpura-pura menikmatinya. “Malika. Ada a