Pada masa kedatangan Han ke rumah keluarga besarnya, Antari duduk di teras. Menyaksikan sekelompok lelaki yang mengitari meja, tengah membicarakan batu-batuan yang dibawa dari pantai oleh Antari sendiri. Sementara itu ada Mulio, adik lelaki Han yang menyodorkan batu akik dari kotak keramatnya yang usang. Antari baru tiba di Kota itu setelah menempuh lima jam perjalanan dari pesisir laut. Ia turun dari bis dan menyewa tukang ojek yang cukup membuatnya kesal sebab terus-terusan memandang wajahnya. Antari juga memastikan bahwa Han akan datang ketika ia sudah ada di rumah keluarga besar lelaki yang ia cintai. “Han dalam perjalanan. Dia bilang kau bisa melakukan apa saja asal tidak membicarakan apapun kepada para tetangga.” Mulio bicara seperti itu, setelah menelpon Han. Mama Han urung melanjutkan rajutannya. Ia resah sebab kedatangan tamu seorang perempuan, tetapi meskipun begitu, Mama terus-terusan tersenyum dan mengajak Antari bicara. “Kau membawa keberuntungan,...
Penulis, Tukang gambar, Mama Kiran