Skip to main content

Stasiun Luar Angkasa dan Tokoh "Heroik" di Dalamnya


foto: internet

Episode 1
Rudolf tahu, ia tidak akan mencoba memposisikan dirinya sebagai alien. Rudolf hanya ingin pergi keluar dari rumah dan menemukan ketenangan. Padahal di rumah tak ada yang menganggunya. Orang tuanya begitu sibuk dan segala yang ia inginkan terpenuhi. Sebagai anak tunggal, Rudolf hanya ingin mencari perhatian seseorang. Ia pikir begitu dan mencoba mendaftar sebagai relawan ke stasiun luar angkasa.

Mendengar itu Modi tertawa terbahak-bahak. Memberinya satu artikel dalam laman internet, bahwa ia tak punya cukup koneksi ke sana. Manusia memang pindah secara permanen tahun 2000 dan enam astronot akan tinggal di sana secara bergantian dan biasanya selama enam bulan.
Rudolf mengangguk-angguk. Ia mungkin bisa menggunakan sebagian uang miliknya untuk mendaftar dan melakukan eksperimen di ruang angkasa atau bahkan ialah yang akan dijadikan eksperimen itu sendiri. Rudolf mulai bergidik ketika Mom mengatakan ia bisa saja ditinggal di sebuah ruang antariksa dan bertemu bebatuan yang barangkali bisa dijadikan batu akik. Modi tertawa keras sekali.
“Gila.” Hanya itu yang Rudolf katakan. Mungkin Isyana bisa membantunya mencari cara agar bisa ke luar angkasa.
“Jangan mimpi kamu. Kalau kamu punya uang mending sini bawa ke rumah yatim piatu. Lebih banyak eksperimen malah.” Modi mengeluarkan kalimat yang begitu menusuk. Entah dipikiran entah di penciuman Rudolf. Ia segera membuka botol dan minum dengan segera. Mengeluarkan suntuk di kepalanya dan mencoba menelepon Isyana.
Tetapi ucapan Isyana membuatnya tercekat. Begini kira-kira ucapan itu; “Kehidupan di luar angkasa itu berlangsung lama. Sungguh jauh berbeda dengan di bumi. Makan, mandi, minum, buang air besar, hiburan, internet sungguh berat dan unik. Satu program perjalanan saja membutuhkan 250 hari perjalanan dari bumi ke mars misalkan saja. Eksplorasi luar angkasa adalah kerja yang sulit dan berat dan aku tahu nilai rata-rata bahasa inggrismu cukup menyedihkan. Kau mau bicara apa, mereka tidak bisa mengartikannya. System luar angkasa yang begitu kompleks dengan subsistem yang saling terkait. Lalu apa kau sanggup berpisah denganku?”

Rudolf diam cukup lama. Sementara Modi tak peduli dan menyantap roti tanpa menyisakan sedikitpun untuk sahabatnya itu. Telepon belum terputus dan ia ingin sekali mengambil kesimpulan sebelum Modi menginjak seluruh harga dirinya kali itu. Rudolf ingin berkata sesuatu, tapi nanti…

Comments

Popular posts from this blog

Kamisan #1 Session 3: ~Memeluk Hujan yang Buruk ~

Ketika ia melihat ke jendela, lamunannya berhenti tapi tetap saja ia tidak mendengar ketukan pintu berkali-kali karena suara hujan yang deras. Tapi saat teleponnya berdering, ia sadar dan bergegas menuju pintu. Membukanya dan menemukan Paul dengan ekspresi sedikit kesal. “Kenapa lama sekali? Aku kedinginan.” Paul masuk dan mengibas jaketnya. Ia menaruh benda itu di gantungan baju. Perempuan itu tidak menjawab dan hanya memandangi hujan yang jatuh lewat pintu. “Kau kenapa? Sakit?” Tanya laki-laki itu lagi. Perempuan itu menggeleng. Hujan selalu memberikan pengharapan padanya. Ia mencoba mengingat kembali hujan yang paling buruk yang pernah ia alami. Lelaki itu duduk setelah mengganti baju dan menaruh kopi panas ke atas meja. Perempuan itu masih melamun dan duduk melihat  jendela, tempias air hujan menimbulkan bayang-bayang di kaca. “Sudah sore begini. Kau mau makan apa?” Tanya Paul. Perempuan itu menggeleng. Lalu berkata lagi Paul, “Katakan sesuatu. Kenapa kau diam saj...

11 BARANG PROMOSI YANG TEPAT MEMBANGUN BRAND

            “Gue lagi merintis usaha makanan kering,” “Oh ya? Bagus donk.” “Tapi gue butuh bantuan lo buat promosi. Gue bingung.” “Bikin strategi dulu aja.” “Gimana caranya?” Nah gimana? Gue  langsung ingat sesuatu.  Demi seorang sahabat yang lagi memulai usaha dan membangun Brand alias Merek, yakni simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya yang dipakai sebagai identitas suatu perorangan, gue mikir promosi yang tepat dan efektif itu seperti apa buat sahabat gue ini. Setiap manusia yang tengah merintis usaha dan membangun brand produknya pasti akan berhadapan dengan yang namanya pasar. Pasar dalam arti konsumen ini tentunya memiliki perbedaan baik dari jenis kelamin, umur, status sosial, hingga perbedaan tingkat kebutuhan masing-masing. Buat sahabat gue atau juga kalian yang telah menciptakan suatu produk entah itu makanan atau benda lainnya dan ingin mendulan...

Kamisan #13 IKAN KOI~ Hadiah Keberuntungan

Anak itu menurunkan tangannya sehingga menyentuh dasar aquarium. Tetapi ia tidak menemukan ikan kesayangannya di sela-sela rerumputan air. Ia angkat tangannya dan dengan mata memerah ia melihat ibunya masuk meletakkan bungkusan. “Ikanmu tidak akan kembali, Yud. Dia sudah mati dan papamu yang membuangnya.” “Tapi kenapa tidak bilang padaku dulu, Bu? Aku ingin melihat ikan itu.” “Sudahlah, Yud. Kau bukan anak TK lagi. Lihat keluar sana, di kolam ada ikan baru yang dibeli papamu.” Dengan berat hati. Anak lelaki itu melangkah, menyusuri lantai menuju ruang belakang. Di sudut halaman, sebuah kolam batu bercat hitam. Kolam yang baru sebulan lalu di isi air tanpa ada ikan di dalamnya. Entah kenapa papa anak itu enggan mengisinya, barangkali sebab anak itu terlalu sibuk dengan ikan di aquarium. Anak itu duduk berjongkok di depan kolam. “Papa jahat! Padahal aku lebih suka ikan itu dari apapun.” Ucapnya setengah berbisik dan memeluk lututnya kemudian menelungkupkan kepala di anta...