Bagaimana aku bisa mengatakan ini lelucon atau curhat sampah? tidak! aku tidak menyepelekan perasaan apapun yang diberikan Tuhan. Sebagaimana rasa ketika makhluk hidup hadir sebagai wakilNya. Barangkali aku menjadi wanita paling cengeng yang manja. Saat seseorang juga menyepelekan perasaanku padanya.
Aku percaya pada cinta pandangan pertama, sebagaimana aku melihat kebaikan dari sorot matanya dan seperti yang dilakukan seorang pujangga, aku membuat bait puisi untuknya.
Tapi ternyata salah. Salah karena cinta selalu dipilih. Dan ia tak memilihku. Setiap aku mengirimkan pesan, ia membalas dengan hampa. Berbeda ketika awal-awal kami berkenalan. Ingin aku mengatakan ke telinganya dan meyakinkan ia, bahwa akulah yang diutus Tuhan dalam kesepiannya itu; barangkali. ah... aku terlalu berlebihan bukan.
Suatu saat nanti ketika aku tak lagi mengirimi ia pesan, kalian jangan bilang padanya. Kumohon. Jangan bilang apa-apa padanya hingga ia melihatku terbujur kaku dan membisu. "Kemana perginya perhatianku?"
Pekanbaru, ketika langit berarak dan takbir adha.
Aku percaya pada cinta pandangan pertama, sebagaimana aku melihat kebaikan dari sorot matanya dan seperti yang dilakukan seorang pujangga, aku membuat bait puisi untuknya.
Tapi ternyata salah. Salah karena cinta selalu dipilih. Dan ia tak memilihku. Setiap aku mengirimkan pesan, ia membalas dengan hampa. Berbeda ketika awal-awal kami berkenalan. Ingin aku mengatakan ke telinganya dan meyakinkan ia, bahwa akulah yang diutus Tuhan dalam kesepiannya itu; barangkali. ah... aku terlalu berlebihan bukan.
Suatu saat nanti ketika aku tak lagi mengirimi ia pesan, kalian jangan bilang padanya. Kumohon. Jangan bilang apa-apa padanya hingga ia melihatku terbujur kaku dan membisu. "Kemana perginya perhatianku?"
Pekanbaru, ketika langit berarak dan takbir adha.
Comments
Post a Comment