Kita adalah pertemuan yang tak seimbang. Ketika sama-sama tumbang oleh keadaan. Ketika itu hujan turun dengan deras. Aku hanya menemukan siluet ketertarikan pada tanah yang basah sesudahnya. Aku tahu, Al. Sangat tahu untuk tetap berdiri di kakiku, tanpa memaksa siapapun menjadi roda yang kokoh untukku. Kau sudah mengatakannya malam itu bukan.
Jadilah pecinta Tuhan, Katamu. Ya jawabku. Sebongkah ketidakpercayaan langsung jatuh menimpa hujan itu. Aku mencoba mengerti satu persatu iramanya dan membuka mata kemana arah bulan bercahaya. Langit sungguh gelap, dingin sungguh mencekam. Cinta lebih indah daripada ketertarikan.
Bila kadar cinta dapat diukur maka ia tak sesempurna itu, bukan? Ada yang diam di lidahku dan ada yang mengalir di kelopak mataku. Mungkin langit masih tetap gelap tapi kita harus tetap menepi, meninggalkan hujan yang menusuk perih di sela-sela detak jarum jam.
Ah, sudahlah. kataku. Mari melebarkan sayap dan melupakan cerita masa lalu. Esok ada mentari yang harus sama-sama kita raih. Meski aku tak ada di sampingmu lagi, untuk menemani.
Pekanbaru. Saat hujan turun dan kita saling menunggu.
Jadilah pecinta Tuhan, Katamu. Ya jawabku. Sebongkah ketidakpercayaan langsung jatuh menimpa hujan itu. Aku mencoba mengerti satu persatu iramanya dan membuka mata kemana arah bulan bercahaya. Langit sungguh gelap, dingin sungguh mencekam. Cinta lebih indah daripada ketertarikan.
Bila kadar cinta dapat diukur maka ia tak sesempurna itu, bukan? Ada yang diam di lidahku dan ada yang mengalir di kelopak mataku. Mungkin langit masih tetap gelap tapi kita harus tetap menepi, meninggalkan hujan yang menusuk perih di sela-sela detak jarum jam.
Ah, sudahlah. kataku. Mari melebarkan sayap dan melupakan cerita masa lalu. Esok ada mentari yang harus sama-sama kita raih. Meski aku tak ada di sampingmu lagi, untuk menemani.
Pekanbaru. Saat hujan turun dan kita saling menunggu.
Comments
Post a Comment