Skip to main content

Rumah, Kita

    Mungkin saja saya lupa, kapan saya menemukan rumah yang di dalamnya ada kamu. Ada sejumput rasa bahagia dan gelisah ketika harum lavender memenuhi kepala dan senyummu ada di sana. Saat itu Pagi dan matahari belum muncul. Saya pikir kamulah yang menyinari sekeliling ruangan yang hampa. Kamu malu pada saya saat kita berjabat tangan dan memeluk kenangan  dari belasan bulan. 
    Saya pikir, saya harus meninggalkan rumah itu. agar tidak terperangkap. Dan menemukan kebiasaan bersama kamu. Saya tidak ingin menyerahkan puzle itu begitu saja sejak matahari telah berganti rupa. Saya menginginkan sepotong tawa dan tatapan yang indah saat malam tiba.
    Kamu tidak mengerti karena sebuah pintu rusak telah membuat angin kencang masuk dan membuatmu kedinginan. Saya peduli. sangat peduli. Saya hanya tidak ingin melihat kamu meleleh menjadi matahari yang menyinari dan memeluk perasaan kita. 
   Kedengarannya lucu, saya ingin pergi meski saya tidak benar-benar pergi. Adakah perasaan itu telah membuat saya jadi begini? saya tidak ingin kamu menjawabnya. Saya akan mengambil kereta jurusan ekonomi saja. Karena saya ingin melihat di sepanjang peron orang-orang berpelukan dan saya melambaikan tangan seolah saya bahagia.
  Kereta itu akan berangkat, saya belum berkemas. Jika kamu mau, kamu bisa mengantar saya ke stasiun. Meninggalkan rumah yang mempertemukan kita. Ah, kereta itu membuat kita terpisah jauh dengan diiringi suara sesenggukan entah darimana. Peluk saya, kita akan bertemu atau tidak. Berdoa saja.


Catatan:  Saya Menyayangimu, Rumah, Kita.

Comments

Popular posts from this blog

Kesalahan Angin Selatan

Nalalarum  melihat matahari condong ke barat. Ia kembali merapatkan kakamban 1 , angin senja itu menyingkap rambut panjangnya yang bergelombang. Angin itu pula yang membisikkan kabar orang-orang. Ketika ia melihat dari kejauhan, sekawanan burung layang mengembang sayap. Lalu hilang di belakang pandangan. Nalalarum  kemudian melihat begitu ramai orang yang lalu lalang, tengah menceritakan banyak hal. Ia tak perhatikan seorang lelaki yang berdiri di belakang papan penutup jalan, melihatnya. Nalalarum bergumam, lalu berbisik pada Lokan, “Mari kita pulang!”. “Tunggu sebentar. Lokan bayar pisang  rimpi ini dahulu.” Lokan tergopoh-gopoh masuk ke dalam kedai papan dengan tubuhnya yang sedikit kebesaran, meninggalkan Nalalarum berdiri sendiri di luar. Nalalarum baru melihat lelaki yang memandangnya  ketika ia tolehkan wajah, ia diam saja dan melangkah seiring Lokan yang menghentikan  kereta dari ujung jalan. Nalalarum sigap mempercepat langkah masuk ke bilik kam...

Kamisan #1 Session 3: ~Memeluk Hujan yang Buruk ~

Ketika ia melihat ke jendela, lamunannya berhenti tapi tetap saja ia tidak mendengar ketukan pintu berkali-kali karena suara hujan yang deras. Tapi saat teleponnya berdering, ia sadar dan bergegas menuju pintu. Membukanya dan menemukan Paul dengan ekspresi sedikit kesal. “Kenapa lama sekali? Aku kedinginan.” Paul masuk dan mengibas jaketnya. Ia menaruh benda itu di gantungan baju. Perempuan itu tidak menjawab dan hanya memandangi hujan yang jatuh lewat pintu. “Kau kenapa? Sakit?” Tanya laki-laki itu lagi. Perempuan itu menggeleng. Hujan selalu memberikan pengharapan padanya. Ia mencoba mengingat kembali hujan yang paling buruk yang pernah ia alami. Lelaki itu duduk setelah mengganti baju dan menaruh kopi panas ke atas meja. Perempuan itu masih melamun dan duduk melihat  jendela, tempias air hujan menimbulkan bayang-bayang di kaca. “Sudah sore begini. Kau mau makan apa?” Tanya Paul. Perempuan itu menggeleng. Lalu berkata lagi Paul, “Katakan sesuatu. Kenapa kau diam saj...

11 BARANG PROMOSI YANG TEPAT MEMBANGUN BRAND

            “Gue lagi merintis usaha makanan kering,” “Oh ya? Bagus donk.” “Tapi gue butuh bantuan lo buat promosi. Gue bingung.” “Bikin strategi dulu aja.” “Gimana caranya?” Nah gimana? Gue  langsung ingat sesuatu.  Demi seorang sahabat yang lagi memulai usaha dan membangun Brand alias Merek, yakni simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya yang dipakai sebagai identitas suatu perorangan, gue mikir promosi yang tepat dan efektif itu seperti apa buat sahabat gue ini. Setiap manusia yang tengah merintis usaha dan membangun brand produknya pasti akan berhadapan dengan yang namanya pasar. Pasar dalam arti konsumen ini tentunya memiliki perbedaan baik dari jenis kelamin, umur, status sosial, hingga perbedaan tingkat kebutuhan masing-masing. Buat sahabat gue atau juga kalian yang telah menciptakan suatu produk entah itu makanan atau benda lainnya dan ingin mendulan...