The
Other Side of Me
Sejak umur belasan tahun ia menjadi
kurir obat dan merasa pekerjaan itu adalah pekerjaan paling sempurna. Ia punya
kesempatan mencuri obat tidur dalam jumlah cukup untuk bunuh diri. Ia dilanda
depresi yang hebat, tersingkir dan tersesat. Ia adalah Shidney Sheldon. Lahir
di Chicago. Anak pertama dari pasangan Natalie dan Otto.
Sidney Sheldon (11 februari 1917 -
30 Januari 2007) adalah pengarang
Amerika yang memperoleh sejumlah penghargaan dalam tiga bidang karirnya. Ia
penulis drama Broadway, pengarang skenario tv dan film Hollywood, serta novelis
yang karyanya sangat laris. Karya-karyanya antara lain; The Merry Window,
Jackpot, Alice in Arms, South of PanamaThe Bachelor and the Bobby-Soxer, Rich
Young and Pretty, Dream Wife, The Patty Duke Show, Nancy dan puluhan novel
lainnya.
Shidney Sheldon mengemukakan
ketertarikannya dalam dunia kepenulisan agar apa yang ia tulis dalam sebuah
buku, pembaca tak akan melepaskan buku itu hingga selesai membacanya. Shidney
mengawali karirnya ketika ia menulis puisi di majalah anak Wee Wisdom. Shidney yang dibantu Otto mengirimkannya ke majalah
tersebut dan ramalan ibunya, bahwa ia akan dikenal di seluruh dunia telah
menjadi kenyataan.
Mengawali karir, bersamaan dengan
depresi yang melanda perekonomian seluruh Negara ketika itu membuat Shidney
mengisi waktunya antara sekolah pada siang hari, bekerja di penitipan mantel pada malam hari dan apotek pada hari sabtu.
Keadaan orang tuanya yang berpisah turut mempengaruhi pemikiran Shidney kecil.
Selang kemudian Shidney mendapatkan
beasiswa ke perguruan tinggi. Ia kemudian aktif di Koran kampus. Ia selalu
ingin mempelajari hal baru. Maka ia mendaftar sebagai pemain Futbol, tim debat Northwestern Varsity, bekerja sambilan
sebagai penjaga bioskop, dan mengikuti pelatihan angkatan perang Amerika.
Shidney selalu memaksa dirinya untuk
sibuk, meski ia tetap merasa tidak puas. Ia merasa anomie_perasaan cemas dan terkucil yang sangat dalam. Ia terus
menulis syair, synopsis dan mengajukannya ke beberapa produser.
Bahkan dalam menulis sebuah Memoar,
yakni- Catatan peristiwa masa lampau yang ditulis dengan menekankan pendapat,
kesan dan tanggapan pencerita atas peristiwa yang dialami dan tentang tokoh
yang berhubungan dengannya, ia tetap menulis dengan gaya bahasanya yang
kompleks.
Struktur kepenulisan Shidney begitu
realis. Ia menghubungkan kejadian satu dengan kejadian lainnya secara jelas dan
membangun gagasannya yang saling melingkar. Plot yang dibentuk juga dinamis dan
tidak terburu-buru. Dalam Aspec of Novel,
Foster mengatakan plot adalah
hubungan kausalitas (sebab akibat) sebuah peristiwa yang mendahului atau
setelahnya. Perhatikan kalimat berikut ;
Aku
kembali ke Chicago pada bulan maret 1937. Gagal. Otto, Natalie dan Richard
bersimpati atas kurang berhasilnya aku menjadi pencipta lagu. Dengan enggan aku
kembali bekerja di tempat penitipan mantel Hotel Bismark. Aku juga berhasil
mendapatkan pekerjaan sebagai tukang parker. Semua dikarenakan keadaan ekonomi
di rumah kami belum membaik. Dan aku tak bisa mengendalikan suasana hatiku. Aku
menjadi gembira luar biasa tanpa alasan dan tertekan pada saat segalanya
baik-baik saja.
Maka plot hadir ketika ada peristiwa
akibat dari aktivitas tokoh di dalam cerita yang memiliki konflik atau
pertentangan dengan dirinya sendiri, tokoh lain atau lingkungan di mana ia
berada. Tanpa konflik, peristiwa hanya akan menjadi narasi tak sempurna.
Shidney menuliskan peristiwa masa
lalunya dengan teratur. Peristiwa itu berpengaruh besar dalam pengembangan
plot. Peristiwa-peristiwa fungsional yang mengokohkan ceritanya menjadi logis
serta tampak dramatik.
Sama halnya dengan karya sastra
fiksi. Memoar juga memiliki kisah konflik antara beberapa hal yang menyebabkan
terjadinya aksi reaksi. Shidney memulainya dengan konflik internal di dalam
dirinya sendiri. Ia ceritakan sisi lain dari apa yang tampak sebagai seorang
pengarang yang mungkin pembaca tidak akan sangka sama sekali.
Cerita memoar dalam The Other Side
of Me (TOSoM) ini, mengambil sudut pandang orang pertama sebagai si pencerita.
Di mana ia akan lebih dapat mengemukakan dan mewakili perasaan yang di alami
pencerita. Shidney menulis dengan menggunakan tahapan plot yang sebagian besar
juga dipakai oleh pengarang lainnya
Tahapan itu adalah;
Tahapan awal. Tahapan sebuah
perkenalan. Informasi awal yang berkaitan dengan berbagai hal yang nantinya
akan dikisahkan pula pada tahap selanjutnya.
Aku
lahir di Chicago, di atas meja dapur yang kubuat dengan tanganku sendiri.
Setidaknya, Natalie, ngotot begitulah adanya. Natalie adalah penunjuk
langkahku, pelindungku. Aku anak pertamanya dan baginya tak ada yang melebihi
mukjizat kelahiranku. Aku tidak pernah memanggil orangtuaku “Ibu” dan “Ayah”.
Mereka lebih suka kupanggil “Natalie” dan “Otto”. Saat aku tumbuh besar, aku
mulai sadar betapa tidak cocoknya mereka berdua. Ibuku merana, kawin dengan
lelaki yang tidak dihormatinya, yang tidak memahami jiwa istrinya. Ayahku
mengawini putrie dongeng yang kemudian Cuma membuatnya kebingungan ketika bulan
madu mereka berakhir.(TOSoM:16)
Tahapan selanjutnya, Shidney mencoba
mengulas pertikaian, memunculkan konflik yang semakin menegangkan.
Suatu
hari, Gracie membuat pengumuman yang tidak menyenangkan. “Maaf” katanya. “Mulai
saat ini tidak ada lagi sarapan.” Tidak
ada yang perlu menanyakan sebabnya. Sebagian besar dari kami menunggak sewa dan
Gracie tidak mampu lagi menampung kami. Aku bangun keesokan harinya. Aku tak
punya uang untuk membeli sarapan. Aku merasa hancur. Aku mencoba menulis cerita
yang kubuat tetapi tidak ada gunanya. Yang bisa kupikirkan hanyalah bahwa aku
lapar, bokek dan putus asa. (TOSoM: 100)
Pada tahap akhir inilah kisah
ditampilkan sebagai akhir dari klimaks dan bisa diartikan sebagai sebuah
penyelesaian;
Aku menyusuri perjalanan mencekam bak roller
coaster yang telah kulalui dalam hidup. Ini menjadi perjalanan mengasyikkan dan
indah. Aku berterima kasih kepada Otto, yang telah membuka halaman-halamanku.
Dan kepada Natalie atas kepercayaannya yang tak tergoyahkan kepadaku.
Aku telah mendapatkan karier yang luar biasa
dengan keberhasilan yang hebat dan kegagalan-kegagalan raksasa. Aku baru saja
merayakan ulang tahunku ke- 88. Aku benar-benar berterima kasih kepada
pembacaku satu persatu.
Lifku kini sedang berada di atas.
Sebuah cerita, bagaimanapun ia adalah lahir
dari bahasa dan dalam konteks sebuah memoar realita fakta menjadi acuan
menuliskannya. Kisah-kisah yang dialami Shidney Sheldon ini penuh dengan
perjuangan dan keraguan, kegagalan dan kesuksesan. Nyatanya semua orang tahu
novel Shidney pasti menarik. Tentu saja kehidupan nyatanya tak kalah menarik.
Terlepas dari itu semua sastra dapat
kita temukan di mana saja, dalam penglihatan, pendengaran dan pembacaan. Kita
menyelaminya sebagaimana hati dan dari apa yang kita sebut kedamaian hakiki.
***
Nb : Review ini sebagai ganti skip pada tema kamisan Semadi.
Comments
Post a Comment