Skip to main content

RAHASIA HUJAN, RAHASIA MENGERIKAN



 Sebab demi bersamamu, akan kulakukan segalanya...


Penulis        : Adham T. Fusama
Genre          : Teenlit-Thriller
Penerbit      : Moka Media. 2014
Format        : Paperback, 272 halaman
ISBN          : 979-795-857-4

      Apa kau benar-benar mempercayai orang yang baru saja kau  kenal? Sesekali jangan. Sebab banyak kemungkinan yang terjadi jika kau terjebak dalam situasi buruk seperti apa yang dialami Pandu. Membaca novel thriller yang diberi judul RAHASIA HUJAN ini menawarkan sebuah kejadian yang tidak bisa ditebak. Ditebak dalam makna mempercayai seseorang yang begitu kita yakini kebaikannya. Bahkan jika bertahun-tahun telah mengenal seseorang kita belum tentu mengetahui sisi buruk dari orang tersebut.

Hujan yang senantiasa memberikan dua efek pada diri manusia. Kau bisa saja merasa romantis dan nyaman dengan kesejukan yang hujan ciptakan. Namun di sisi lain kau harus bisa menahan getir dingin dan kebasahan. Barangkali penulis ingin menceritakan versi kegetiran itu sendiri. Penulis juga menyisipkan perihal boneka teru-teru bozu yang menjadi benang merah atas kejadian di akhir cerita.

Cerita ini bermula ketika Sekolah SMU BOPER menerima anak baru bernama Anggi. Perempuan bergaya karakter anime jepang itu memang pernah sekolah di Jepang. Ia tidak seperti siswa kebanyakan yang ramah, gadis itu terkesan tertutup dan menarik diri dari lingkungan pergaulan. Beruntungnya ia mendapat teman sebangku bernama Pandu.

Pandu yang memang baik hati tak mempersoalkan hal-hal di luar keanehan Anggi. Bagaimana dengan lukisan-lukisan horror milik Anggi yang tak sengaja ia lihat juga dengan sikap Anggi yang membuat teman lainnya merasa ada yang tidak beres. Pandu benar-benar bersikap bijaksana sehingga membuat gadis itu jatuh cinta. Tetapi bagaimana cinta itu berlangsung sebaiknya kau baca saja buku ini hingga selesai.

Buku ini merupakan novel ringan dan gaul. Gaya penceritaannya juga khas penceritaan anak sekolahan pada umumnya. Meski sebagian kalimat ada yang terkesan “serius” dan kekurangan yang tidak perlu disebutkan dengan gaya bahasa dan kalimatnya. Tapi tidak mengurangi rasa penasaran untuk menuntaskan halaman demi halaman.

Bacalah dan berhati-hatilah dengan sekelilingmu... 

Comments

Popular posts from this blog

Kamisan #12 HIRUK ~Pindah~

Mulai pekan ini, perempuan cantik itu pindah ke kontrakan lain di kawasan Kemuning. Ia baru saja menaruh kardus berisi pakaian, kipas angin kecil dan buku-buku tulisan. Perempuan itu terbatuk-batuk saat seseorang mengetuk pintu rumahnya. “Mas Roji. Aku pikir siapa.” Perempuan itu membuka pintu. Lelaki itu masuk dan mengamati seisi rumah kontrakan. “Kau yakin mau tinggal di sini? Apa sebaiknya kau tidak cari kontrakan lain?” “Kenapa mas? Aku merasa tempat ini baik-baik saja.” “Tapi daerah ini sepi.” “Aku lebih suka sepi. Di kontrakan lama terlalu hiruk suasananya, Mas. Aku tidak suka.” “Apa ini untuk menghindariku juga?” lelaki itu duduk di atas tikar kecil. Memandangi wajah perempuan yang kerap hadir dalam ingatannya. “Mas Roji. Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku juga tidak mau Nadia marah. Semuanya akan gaduh dan aku menjadi penyebab ketidaknyamanan di kantor kita.” “Jadi kau merasa sebagai penyebab keributan? Hentikan pikiran konyolmu. Nadia juga sudah dewasa,

KAMISAN #4 ~HALUSINASI~ "Rasa Bersalah yang Datang Setelah Ia Jatuh Cinta"

Ketika perempuan itu kebingungan dan duduk di sebuah bangku panjang, ia menjadi sebuah kesunyian dan tidak menemukan kehidupan lain di sekitarnya. Ia berusaha membunyikan napasnya kuat-kuat agar ada yang mendengar dan bertanya padanya, di mana lelaki itu? Di mana orang yang menyatakan cinta padamu? Sekali lagi, perempuan itu memandang ke jalan. Yang tampak baginya adalah orang-orang bergerak seperti angin yang lambat. Dan ia justru mengeluarkan tangisan secara perlahan. Mereka datang dan pergi, mereka utuh membawa dirinya kembali. Perempuan itu hanyut dalam perasaannya yang suci. Namun ia membuka mata dan menemukan seseorang memeluknya. Ia menoleh dan meminta persetujuan atas apa yang terjadi bukanlah hal yang ia inginkan. Bangku panjang itu jadi terasa sangat kecil dan dingin. Dan dengan caranya yang terlihat ganjil perempuan itu berusaha tersenyum. Bagaimana ia bisa mengatakan tentang kelicikan cinta yang datang dan membuat ia berpura-pura menikmatinya. “Malika. Ada a

Kamisan #1 Session 3: ~Memeluk Hujan yang Buruk ~

Ketika ia melihat ke jendela, lamunannya berhenti tapi tetap saja ia tidak mendengar ketukan pintu berkali-kali karena suara hujan yang deras. Tapi saat teleponnya berdering, ia sadar dan bergegas menuju pintu. Membukanya dan menemukan Paul dengan ekspresi sedikit kesal. “Kenapa lama sekali? Aku kedinginan.” Paul masuk dan mengibas jaketnya. Ia menaruh benda itu di gantungan baju. Perempuan itu tidak menjawab dan hanya memandangi hujan yang jatuh lewat pintu. “Kau kenapa? Sakit?” Tanya laki-laki itu lagi. Perempuan itu menggeleng. Hujan selalu memberikan pengharapan padanya. Ia mencoba mengingat kembali hujan yang paling buruk yang pernah ia alami. Lelaki itu duduk setelah mengganti baju dan menaruh kopi panas ke atas meja. Perempuan itu masih melamun dan duduk melihat  jendela, tempias air hujan menimbulkan bayang-bayang di kaca. “Sudah sore begini. Kau mau makan apa?” Tanya Paul. Perempuan itu menggeleng. Lalu berkata lagi Paul, “Katakan sesuatu. Kenapa kau diam saja?”