Skip to main content

Semangat Berbagi Kepedulian di Bulan Dana PMI


Lomba menulis blog berhadiah voucher belanja dengan nilai total Rp 15 juta ini adalah kerjasama Citizen6 dengan PMI
 Tidak ada yang mampu memastikan bahwa seseorang akan baik-baik saja, atau bahkan mengalami masalah suatu ketika. Konflik yang berkecamuk mengambil senyum dan kebahagiaan orang-orang. Hidup seperti berada dalam lingkaran penderitaan.

Mereka bisa jadi orang-orang yang kita kenal. Adik, kakak, ibu, ayah, teman bahkan kekasih tercinta. Manusia yang bisa saling merasakan sakit pada sebagian yang lain. Seperti dikatakan bahwa tidak ada korban yang menginginkan itu semua. Bencana maupun situasi tidak menyenangkan membuat segala harapan hilang.


Begitu banyak yang kita saksikan ketika anak-anak kecil menangis di tempat pengungsian. Mereka dalam keadaan lapar dan tidak bisa berbuat apa-apa. Sementara kita masih bisa memilih jenis makanan apa saja.  Atau ketika angin malam mengusik tubuh renta mereka, sekujur tubuh tanpa pelindung. Apakah kita sanggup bertukar tempat dan menggigil kedinginan. Begitu pula saat mereka kehilangan kesehatan mereka, darah yang berceceran di mana saja. Mereka adalah saudara kita dan tidak pantas kita mengabaikannya.



Tugas kita sebagai manusia adalah membantu para korban tersebut. Tugas pertama dari pemerintah dan lembaga bantuan kemanusiaan seperti PMI (Palang Merah Indonesia) yang merupakan organisasi nirlaba ini. Organisasi ini berkomitmen untuk memperbaiki hajat hidup orang banyak dengan prinsip nilai kemanusiaan.

PMI sendiri memiliki tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yaitu kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralanm dan kesemestaan. PMI juga hingga kini telah berada pada 33 Provinsi dan sekitar 408 PMI Cabang (Tingkat Kota maupun Kabupaten) di seluruh Indonesia.

Palang Merah Indonesia tidak memihak golongan politik, ras, suku, ataupun agama tertentu. Dalam pelaksanaannya juga tidak melakukan pembedaan dan mengutamakan korban yang membutuhkan pertolongan segera untuk keselamatan jiwanya.

PMI membantu pemerintah Indonesia di bidang sosial kemanusiaan terutama tugas-tugas kepalangmerahan. Meliputi:


Kinerja PMI sejak ia didirikan pada tahun 1945 sudah begitu banyak, membantu para korban pada saat terjadinya peperangan atau konflik. Operasi kemanusiaan yang di pengungsian dan juga korban bencana alam. Begitu banyak kinerja yang mungkin sangat banyak untuk disebutkan satu persatu. Kita bisa amati kinerja mereka melalui  twitter dan facebook mereka.

Tapi tahukah kita. bahwa itu semua membutuhkan banyak dana yang tidak sedikit. Sesuai namanya organisasi ini merupakan organisasi nirlaba, di mana organisasi ini bergerak secara massal tetapi tidak bertujuan komersil. Ini berarti ia membutuhkan para donator. Kepedulian kita ini dapat menggerakkan PMI sebagaimana mestinya untuk membantu dan bertugas seperti apa yang dijelaskan sebagai kewajiban mereka. Dengan diadakannya “Bulan Dana PMI” diharapkan kita dapat membantu kinerja mereka.

"Bulan Dana PMI" dan "Ayo peduli bantu sesama" dan kita bisa berbagi secara spesifikasi pada mereka. Dengan dana yang kita berikan, pihak PMI juga dapat berupaya lebih banyak dalam menanggulangi para korban. Donasikan dana anda ke Palang Merah melalui:

Bantuan kita adalah obat bagi mereka. Berapapun donasi yang kita beri begitu berarti. Ayo kita gerakkan kepedulian kita agar PMI mampu berbuat lebih banyak dalam membantu para korban.




Comments

Popular posts from this blog

Kamisan #12 HIRUK ~Pindah~

Mulai pekan ini, perempuan cantik itu pindah ke kontrakan lain di kawasan Kemuning. Ia baru saja menaruh kardus berisi pakaian, kipas angin kecil dan buku-buku tulisan. Perempuan itu terbatuk-batuk saat seseorang mengetuk pintu rumahnya. “Mas Roji. Aku pikir siapa.” Perempuan itu membuka pintu. Lelaki itu masuk dan mengamati seisi rumah kontrakan. “Kau yakin mau tinggal di sini? Apa sebaiknya kau tidak cari kontrakan lain?” “Kenapa mas? Aku merasa tempat ini baik-baik saja.” “Tapi daerah ini sepi.” “Aku lebih suka sepi. Di kontrakan lama terlalu hiruk suasananya, Mas. Aku tidak suka.” “Apa ini untuk menghindariku juga?” lelaki itu duduk di atas tikar kecil. Memandangi wajah perempuan yang kerap hadir dalam ingatannya. “Mas Roji. Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku juga tidak mau Nadia marah. Semuanya akan gaduh dan aku menjadi penyebab ketidaknyamanan di kantor kita.” “Jadi kau merasa sebagai penyebab keributan? Hentikan pikiran konyolmu. Nadia juga sudah dewasa,

KAMISAN #4 ~HALUSINASI~ "Rasa Bersalah yang Datang Setelah Ia Jatuh Cinta"

Ketika perempuan itu kebingungan dan duduk di sebuah bangku panjang, ia menjadi sebuah kesunyian dan tidak menemukan kehidupan lain di sekitarnya. Ia berusaha membunyikan napasnya kuat-kuat agar ada yang mendengar dan bertanya padanya, di mana lelaki itu? Di mana orang yang menyatakan cinta padamu? Sekali lagi, perempuan itu memandang ke jalan. Yang tampak baginya adalah orang-orang bergerak seperti angin yang lambat. Dan ia justru mengeluarkan tangisan secara perlahan. Mereka datang dan pergi, mereka utuh membawa dirinya kembali. Perempuan itu hanyut dalam perasaannya yang suci. Namun ia membuka mata dan menemukan seseorang memeluknya. Ia menoleh dan meminta persetujuan atas apa yang terjadi bukanlah hal yang ia inginkan. Bangku panjang itu jadi terasa sangat kecil dan dingin. Dan dengan caranya yang terlihat ganjil perempuan itu berusaha tersenyum. Bagaimana ia bisa mengatakan tentang kelicikan cinta yang datang dan membuat ia berpura-pura menikmatinya. “Malika. Ada a

Kamisan #1 Session 3: ~Memeluk Hujan yang Buruk ~

Ketika ia melihat ke jendela, lamunannya berhenti tapi tetap saja ia tidak mendengar ketukan pintu berkali-kali karena suara hujan yang deras. Tapi saat teleponnya berdering, ia sadar dan bergegas menuju pintu. Membukanya dan menemukan Paul dengan ekspresi sedikit kesal. “Kenapa lama sekali? Aku kedinginan.” Paul masuk dan mengibas jaketnya. Ia menaruh benda itu di gantungan baju. Perempuan itu tidak menjawab dan hanya memandangi hujan yang jatuh lewat pintu. “Kau kenapa? Sakit?” Tanya laki-laki itu lagi. Perempuan itu menggeleng. Hujan selalu memberikan pengharapan padanya. Ia mencoba mengingat kembali hujan yang paling buruk yang pernah ia alami. Lelaki itu duduk setelah mengganti baju dan menaruh kopi panas ke atas meja. Perempuan itu masih melamun dan duduk melihat  jendela, tempias air hujan menimbulkan bayang-bayang di kaca. “Sudah sore begini. Kau mau makan apa?” Tanya Paul. Perempuan itu menggeleng. Lalu berkata lagi Paul, “Katakan sesuatu. Kenapa kau diam saja?”